22 Juni 2012

Langkah Mata Angin



Aku adalah enggan yang terbuang
serpihan kaca yang tak bernyali
tetesan air yang tak kunjung mencipta lubang

Aku adalah bulan yang redup
tak akan terang tanpa ada sinarnya
Tak akan digdaya tanpa lautan bintangnya

Akulah senja yang tenggelam
Menuju gelap yang tak pasti
Mengeja kata dan menyusun syukur pada-Nya

Akulah arah yang bersimpangan
Berdiri diantara batas barat dan timur
Termenung dalam batas utara dan selatan

Akulah mata angin yang tumpul
Mata pisau yang penuh keraguan
Dibawah tegarnya kanan dan kiri ini
---------------------------------------------


Ini adalah sedikit dari tumpahan kekecewaan saya terhadap mereka yang terlalu mengabaikan dan meninggalkan orang yang tak "ber-merk" seperti saya mungkin. Sebuah umpatan halus kepada mereka-mereka yang mengagungkan kekinian, memuliakan gengsi, dan sepertinya menjadi budak baru di abad 21 ini. Bukankah seharusnya kita hanya mengagungkan, memuliakan Dia yang maha Agung dan maha mulia?

Terimakasih Tuhan, telah mengirim saya pada persimpangan jalan ini. Terimakasih telah memaketkan mata pisau penuh keraguan yang pasti akan mencabik-cabik saya jika mungkin saya terlalu jauh menjadi bagian dari mereka.

2 komentar:

  1. tak ber-merk dan tumpul bukan berarti tidak bisa cemerlang

    BalasHapus
  2. @attayaya : Karena itulah keuntungan menjadi terbaikan dan tersisihkan. Bisa memberikan efek kejut yang luar biasa bagi para pengabainya :)

    BalasHapus